Ini adalah naskah yang memenangkan lomba Kisahku di 2010 yang diadakan oleh Yahoo! Indonesia, tahun 2010. Benar-benar saya tak menyangka sebab kisah ini begitu sederhana, juga biasa. Namun, begitulah, mungkin Tuhan kasihan pada perjuangan saya ketika hendak mengikuti lomba ini, maka saya diridhoi-Nya sebagai pemenang 1 dan mendapatkan iPad. Ya, mungkin Tuhan kasihan, entahlah^^
Saya ini seorang gadis miskin anak dari janda miskin
pula. Saat teman-teman saya sibuk mendaftar ke PTN, saya hanya diam.
kawan, kuliah itu hanya untuk yang berduit dan tak berduit tapi pintar. Betapa
malangnya saya ini karena bukan termsuk ke dalam dua golongan tersebut.
Yang lebih menyayangkan lagi, selain miskin dan tidak
pintar, saya ini juga tak tahu malu, Kawan. Begitu mengetahui ada lowongan
beasiswa penuh, saya yang bodoh dan miskin punya ini ke-PD-an mendaftar. tak
peduli alam telah memperingatkan saya dengan menurunkan hujan deras saat saya
akan mengeposkan berkas, tak peduli pak pos jengkel bukan main karena saya tiba
saat kantor pos hampir tutup, tak peduli, sungguh saya ini tak tahu malu.
Sebulan lewat, saya mulai pesimis sebab ribuan nyawa
juga mendaftar di PTN yang saya tuju. saya mencari kesibukan lain. Nah, seperti
yang telah saya katakan tadi, Kawan, saya ini tak tahu malu, dan dengan
sintingnya saya telah mendaftarkan diri saya pada perlombaan cerpen IsEF
yang diadakan oleh ITB. Jadi, insting gila saya ini mengatakan, kalau saja,
sekali lagi, kalau saja naskah saya menang paling tidak saya bisa mendaftar SnMPTN(ini
adalah target awal kawan, setidaknya bisa mendaftar SnMPTN sudah kerenlah wong
saya ini orang ndak punya J)
Namun, lagi dan lagi alam mengejek saya. Keyboard
saya tiba-tiba rusak. Believe it or not, entah ini disengaja oleh alam atau
tidak, semua toko yang saya kunjungi kehabisn stok keyboard.
keadaan semakin memburuk manakala saya mengingat
hanya mantan pacar sayalah, satu-satunya manusia yang saya kenal yang punya
komputer(saya ini memang tinggal di kampung semi primitive!)
Maka datanglah saya ke rumah mantan pacar saya,
tentunya saya tinggal dulu wajah saya di rumah. Di depan sang mantan, kepala
saya tekuk 90' dan tangan saya meremas-remas ujung jilbab(come on, ini lebih
berat dari pada harus nonton film Rumah Dara!)
25 Mei 2010, saya ditelfon kakak saya dari Bali,
katanya, saya lolos seleksi beasiswa. Emak saya heran mengapa kakak saya yang
ada di Bali bisa tahu, maka berkisahlah saya seputar "INTERNET", dan
seperti yang telah saya duga sebelumnya Kawan, pembicaraan seputar Internet
dengan emak selalu saja tak berujung.