Aku sudah kebal dengan perkara yang seperti ini. Mula-mula kau berjanji padaku,lantas aku gembira tak alang kepalang. Menanti betul janji-janjimu itu, tidur tak nyenyak makan pun tak enak. Tak sabar betul menunggui besok. Kemudian ajaib sekali kau lantas memohon maaf padaku menyoal tak bisa penuhi janji lantaran yang lain menawarkan lebih. Besok kau pasti lupa dan aku tak pernah lupa. Kau mungkin tak berasa sakit, dan sakitku tak bakal layu. menganga untuk waktu yang lama sangat. Ditambah lagi, menganga lagi, ditambah lagi, lagi dan lagi tak juga kering lukanya di sini.
Kuberi tahu Kau! Lain kali, kalau memang sudah tak anggap aku ini ada serupa yang ada, usahlah kau janjikan ini itu, usahlah kau ingat namaku, kenang rupaku, hapus saja nomorku. Tak perlu juga kau kasihani aku dengan laku baikmu itu. perih teramat dirasa jika tahu aku kau baik lantaran tak sampai hati. Bodohnya aku mendambamu, singtingnya aku tersenyum selalu, menertawai kebodohanku entah hilang akalku tersihir iblis. Sihir ini membelengguku sangat, membuatku lemah karenamu.
Sungguh bakal kuucap syukur hingga payah lidahku jika bisa kau gorok iblis bersemayam di jantung. Bunuh dia, dan merdekalah aku seutuhnya. Sungguh tak bakal aku rasa sakit karenamu jika tak kupelihara iblis.
Apakah kau bersahabat dengan iblisku? Adakah aku keliru memelihara iblis? Adakah iblis atau malaikat yang kau pelihara? Sungguh pun tak pernah berharap aku pelihara iblis macam ini, sungguh pun aku rela iblisku mati meski kami tengah menyatu, karena kami adalah satu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar